Baca: ROMA 15:1–13
Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. (Roma 15:1)
Bacaan Alkitab Setahun:
Matius 27–28
Kurang tidur dan selalu kelelahan, itulah yang dialami istri saya selama beberapa bulan saat anak pertama kami lahir. Harus bangun dan menyusui di malam hari saat bayi menangis minta susu, menidurkan bayi, dan berbagai kesibukan mengurusi bayi, ditambah mengerjakan pekerjaan rumah, membuat istri mengeluh dan mudah emosi kepada saya. Awalnya reaksi saya marah dan menyalahkan istri, mengatakan bahwa itulah risiko punya anak bayi. Tapi, saya akhirnya sadar. Sikap dan perkataan saya menyakitinya, dan saya egois.
Mengeluh kepada pasangan karena beratnya tekanan hidup boleh, tapi jangan menjadi tukang mengeluh. Saat pasangan kita mengeluh karena sudah tidak kuat menghadapi tekanan hidup, bagian kita adalah menguatkannya, kita wajib menanggung kelemahannya, dan jangan mencari kesenangan diri sendiri. Kita harus mencari kesenangan sesama (khususnya pasangan) demi kebaikannya dalam membangunnya (ay. 2). Kenapa kita wajib menanggung kelemahan pasangan dan berempati dengan beban hidupnya? Karena Kristus tidak egois (ay. 3). Pasangan kita mengeluh bukan untuk dimarahi atau disalahkan, tapi untuk didengarkan, dimengerti, dan dikuatkan.
Kalau pasangan kita mengeluh karena sakit atau tekanan hidup, jangan mengulang kesalahan saya. Mari kita meneladani Kristus dengan tidak mencari kesenangan sendiri, melainkan mencari kesenangan sesama demi kebaikannya dan untuk membangunnya. Kuatkan pasangan kita dengan mendengarkannya, menolongnya, memberikan dia "me time", dan memberinya kesempatan untuk beristirahat.
—RTG/www.renunganharian.net
PASANGAN KITA MENGELUH BUKAN UNTUK DIMARAHI ATAU DISALAHKAN,
TAPI UNTUK DIDENGARKAN, DIMENGERTI, DAN DIKUATKAN