Renungan 40 Hari Berani Hidup: Ruang Untuk Kehadiran Yesus

Written on 04/12/2022
Albert Marchus Puntodewo


Lukas 22:1-13

Perikop Lukas 22:1-13 berada di dalam konteks persiapan menyambut masa raya Paskah Yahudi (Passover) atau Hari Raya Roti Tidak Beragi. Passover dirayakan pada hari ke-14 bulan Nisan (bulan pertama kalender Ibrani) sampai dengan hari ke-21 Nisan. Pada masa raya Passover yg berlangsung seminggu itu, umat hanya makan roti yang tidak beragi, dan dilarang memakan makanan apapun yang mengandung ragi. Itulah sebabnya hari-hari itu disebut Hari Raya Roti Tidak Beragi. 

Passover diawali dengan Seder yang diadakan sore/malam  hari tanggal 14 Nisan.  Seder adalah Tata Cara, istilah ini menunjuk pada tata cara makan dan perayaan yang diselenggarakan oleh sebuah komunitas keluarga dan kerabat (sekitar 10 orang).  Keluarga dan kerabat berkumpul untuk mengenang dan merayakan karya penyelamatan Allah yg telah membebaskan umatNya dari Mesir. 

Seder dilakukan berdasarkan perintah Tuhan kepada umat Israel   "Pada hari itu harus kau beritahukan kepada anakmu laki-laki : ibadah ini untuk mengingat apa yang dibuat TUHAN kepadaku pada waktu aku keluar dari Mesir." (Keluaran 13:8)  

Bagi komunitas Yahudi, Passover juga berperan untuk mempererat ikatan kekeluargaan dan komunitas dengan akar Yahudi mereka. Oleh karena itu, setiap tahun orang-orang Yahudi yang religius (saleh) dan non-religius, merasa berkewajiban untuk merayakannya. Hal ini menyiratkan betapa pentingnya tradisi iman bagi komunitas orang Yahudi. Mereka membangun spiritulitas, kehidupan rohani dan persekutuan mereka melalui tradisi iman yang dijalankan turun temurun.   

Namun ironisnya,  imam-imam kepala, dan ahli Torat  yg mestinya merencanakan dan mempersiapkan perayaan itu sebaik-baiknya, justru merencanakan untuk membunuh Yesus.    Karena takut kepada orang banyak (pengikut Yesus), mereka harus mencari cara untuk menangkap Yesus tanpa menimbulkan kerusuhan. Di tengah kebuntuan, datanglah Yudas Iskariot yang mengatakan bahwa ia dapat membantu menyerahkan Yesus kepada mereka. 

Kelompok Yesus kemungkinan besar tahu rencana imam-imam kepala dan ahli Torat. Namun demikian Yesus tetap mengajak para murid-Nya untuk mempersiapkan segala sesuatu untuk perjamuan makan Paskah (Seder). Yesus meminta Petrus dan Yohanes pergi ke suatu tempat yang sama sekali tidak mereka ketahui. Yesus menyampaikan pesan bahwa mereka akan bertemu dengan orang yang membawa kendi berisi air. Yesus tidak menyebutkan identitas orang tersebut secara spesifik. Petrus dan Yohanes hanya diminta untuk mengikutinya sampai ke rumah. Kepada orang yang ditemui, Yesus menyuruh mereka bertanya perihal ruangan untuk perjamuan makan Paskah (Seder). Tanpa membantah, Petrus dan Yohanes melakukan perintah Yesus. 

Perintah Yesus terdengar sulit untuk dilakukan. Namun, Petrus dan Yohanes meyakini perkataan Yesus pasti benar dan akan terjadi. Disinilah kita melihat ketaatan, atau  kesetiaan  Petrus dan Yohanes sebagai seorang murid yang patuh kepada Yesus. 

Bertolak belakang dengan ketaatan atau kesetiaan Petrus dan Yohanes, Yudas justru mengkhianati Yesus, ia menukar kesetiaannya kepada Yesus dengan pengkhianatan.   

Yudas adalah salah satu dari ke-12 murid Yesus yang telah menjalani hidup bersama dengan Yesus selama kurang lebih tiga tahun. Yudas telah menerima pengajaran, melihat mujizat dan mengikuti Yesus di dalam pelayanan. Tentunya, Yesus dan Yudas sudah saling mengenal satu dengan yang lain. Yesus bahkan memberikan kepercayaan kepada Yudas untuk mengurus keuangan milik bersama ke-12 rasul. Bukan Matius yang mendapat  tugas itu, padahal Matius yang adalah mantan pemungut cukai sudah berpengalaman dalam hal keuangan dan angka. 

Yudas tentu sudah mendengar nasihat Yesus untuk berjaga-jaga (Lukas 21 : 34-38) namun nasihat itu tidak diindahkannya. Ia lengah dan jatuh. Ia membiarkan dirinya dipimpin dan dikuasai oleh Iblis, lalu menjual kesetiaannya dengan mengkhianati Yesus. Pengkhianatan Yudas menghancurkan hubungan dan kepercayaan yang telah dibangun bersama Yesus. Orang yang tidak berjaga-jaga, walaupun nampaknya sangat dekat dengan Yesus, ternyata juga bisa jatuh dan terjerat dalam kuasa Iblis, Oleh sebab itu, berjaga-jaga itu mutlak.  

Mari kita merenungkan : 

Pertama, untuk menyambut dan merayakan Passover atau hari raya Roti Tidak Beragi, dan perjamuan Seder, Yesus membutuhkan “ruang atau tempat”, oleh karena itu Yesus memerintahkan Petrus dan Yohanes untuk menemui seseorang yang akan menyediakan ruang atau tempat bagi keperluan Yesus dan para murid. 

  • Adakah ‘ruang’ di dalam kehidupan pribadi dan keluarga kita untuk kehadiran Yesus ?

  • Bersediakah kita berbagi ‘ruang’ (penerimaan, kepedulian, perhatian, dukungan) untuk orang-orang yang kita kasihi dan mengasihi kita di dalam keluarga kita ?   

Kedua, sebagaimana umat Israel membangun spiritualitas atau kehidupan rohani melalui tradisi iman atau perayaan keagamaan mereka, mari kita juga menjadikan perayaan-perayaan keagamaan sesuai tradisi iman kita sebagai kesempatan untuk membangun kehidupan spiritulitas / rohani keluarga kita. 

Tuhan memberkati.